Awan mendung menggelayuti sepak bola Indonesia. Kekalahan telak 0-10 yang diderita atas Bahrain di Stadion Nasional Manama, Rabu (29/2), bukan cuma membuat timnas Indonesia gagal memperoleh poin di Grup 5 babak ketiga Pra-Piala Dunia 2014 zona Asia. Pun menjadi kekalahan terbesar sepanjang sejarah sepak bola Indonesia.
Sebelum ini, timnas Indonesia juga pernah merasakan kekalahan telak 0-9 atas Denmark di Kobenhaven pada 3 September 1974 silam. Rekor kekalahan itu pun bertahan hampir 37 tahun, sebelum Indonesia dibantai oleh Bahrain. Namun, laga tersebut hanya bertajuk persahabatan, dan bukan ajang resmi seperti saat melawan Bahrain.
Pada laga melawan Bahrain, Indonesia yang dilatih Aji Santoso memang tak menurunkan skuad terbaiknya. Kepastian gagal lolos ke babak empat Pra-Piala Dunia 2014 membuat PSSI membuat kebijakan mengedepankan pemain muda pada laga ini.
Keputusan tersebut sempat menuai protes dari Qatar yang nasibnya juga ditentukan pada laga terakhir melawan Iran. Namun, pada akhirnya meski Bahrain menang telak, tetap tak membuat tiket ke babak empat PPD 2014 berhak dikantonginya. Pasalnya, pada saat bersamaan Qatar mampu menahan imbang Iran dengan skor 2-2.
Tentu bukan rekor yang bagus. Apalagi hasil ini diraih justru saat sepak bola Indoesia tengah melalui masa transisi.
Postingan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar